Teriteriolitas
Pengertitan
Teriteriolitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat-tempat yang ditempainya atau area yang sering melibatkan cirri pemilikannya dan pertahannan dari serangan orang lain.
Elemen-elemen teriteriolitas
Ada 4 karakter dari teriteriolitas:
- Kepemilikan atau Hak dari suatu tempat.
- personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu.
- hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar, dan
- pengaturan dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika.
Teriteriolitas dibagi menjadi tiga:
a. Teritorial primer
Jenis territorial ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhadap teritoi utama ini akan menimbulkan perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mempertahankan teritorin utama ini akan mengakibatkan masalah serius terhadap psikologis pemiliknya, yaitu dalam hal harga diri dan identitas.
b. Teritori sekunder
Jenis teritori ini lebih longgar pemakaian dan control perorangannya. Territorial ini dapat digunakan orang lain yang masih didalam kelompok ataupun orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu. Sifat territorial sekunder adalah semi publik.
c. Teritorial umum.
Territorial umum dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat dimana territorial umum itu berada. Territorial umum dapat dipergunakan secara asementara dalam jangka waktu lama maupun singkat.
Privasi (Personal space)
Privasi adalah suatu konsep dari gejala persepsi manusia terhadp lingkungannya, dimana konsep ini amat dekat dengan konsep ruang personal dan teritorialitas. Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari public, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
Privasi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Golongan yang berkeinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
a. Keinginan untuk menyendiri (solitude)
Misalnya, ketika seseorang sedang mengalami masalah semua perasaan bercampur antara sedih, marah, kesal.dll dalam keadaan seperti itu dia tidak ingin diganggu oleh siapa pun.
b. Keinginan untuk menjauhkan dari pandangan atau gangguan suara tetangga atau lalu lintas (seclusion).
Misalnya, seseorang yang sedang sedih dia ingin menenangkan pikirannya dengan mengunci diri dikamarnya atau pergi kesuatu tempat yang membuat pikirannya tenang.
c. Keinginan untuk intim dengan orang-orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua orang (intimasi).
Misalnya, rekreasi bersama keluarga.
2. Golongan yang bverkeinginan untuk kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang dianggap perlu.
a. Keinginan untuk merahasiakan jati diri (anaomity).
b. Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu benayak kepada orang lain (reserve).
c. Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga (not neighboring).
Ruang Personal
Masalah mengenai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas di sekeliling seseorang. Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan ruang personal sebagai jarak/daerah di sekitar individu dimana dengan memasuki daerah orang lain, menyebabkan orang lain tersebut merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang dan kadang-kadang menarik diri.
Menurut Edward T. Hall, seorang antropolog, bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yaitu jarak intim, jarak personal, jarak sosial dan jarak publik (proksemik/cara seseorang menggunakan ruang dalam berkomunikasi). Jarak intim atau kedekatan dengan jarak 0-18 inci. Hall menyatakan bahwa “daerah keakraban” kaya akan syarat-syarat yang potensial untuk berkomunikasi yang juga menyajikan banyak hal tentang seseorang. Jarak personal (pribadi) memiliki jarak 1,5-14 kaki. Zona jarak pribadi adalah transisi antara kontak intim dengan tingkah laku umum yang agak formal.jarak sosial mempunyai jarak 4-25 kaki dan memungkinkan terjadinya kontak sosial yang umum serta hubungan bisnis. Dalam penelitian di suatu kantor terbukti bahwa pada susunan bangku-bangku dan perabotan milik kantor sering disusun secara tak sengaja berdasarkan pada zona jarak sosial. Zona yang terakhir yaitu zona publikj dengan jarak 12-25 kaki. Jarak ini secara khusus disediakan untuk situasi-situasi formal atau pembicaraan umum atau orang-orang yang berstatus lebih tinggi, misalnya dalam kelas.
Studi menunjukkan bahwa perbedaan individu dan situasi selain menentukan jarak personal juga mempengaruhi orientasi tubuh seseorang terhadap orang lain. Salah satunya adalah variabel jenis kelamin, misalnya laki-laki lebih menyukai posisi berhadapan dengan orang yang disukainya. Sementara perempuan lebih memilih posisi bersebelahan.
Dapat disimpulkan bahwa privasi, teritorialitas dan ruang personal dapat membentuk atau mempengaruhi suatu tingkahlaku dan kepribadian manusia. Hal tersebut semakin terlihat jelas ketika manusia tersebut bertemu dengan manusia lainnya. Bagaimana seseorang membawakan diri ketika ia berada di sekitar orang lain dan lingkungannya
Sumber Referensi :
Hubungan Privasi, Teritorialitas, Ruang Personal. www.repository.upi.edu
Prabowo, Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Depok : Universitas Gunadarma.
0 komentar:
Posting Komentar