Saya terinspirasi oleh seorang tukang siomay yang sering memanggil saya dengan sebutan "ade". 20 tahun sudah beliau menekuni pekerjaannya sebagai tukang siomay. tak heran banyak pelanggan yang mencarinya ketika beliau tidak berjualan. saya sempat bertanya padanya, "pak, apakah bapak tidak capek mengayuh sepeda malam hari?" dia hanya menjawab "ini lah hidup de,kalau kita ikhlas menjalaninya maka semua terasa lancar". saya terharu ketika beliau berkata begitu.
"boleh saya bertanya pak?" dengan ragu saya bertanya untuk mencoba lebih mengenalnya. "ooh,,iya boleh de" begitu parau suaranya, maklum sudah 48 tahun usianya kini. "apa bapak tidak takut malam-malam berjualan siomay dengan sepeda?" sedikit takut saya mengutarakan semua pertanyaan-pertanyaan saya, yang saya takutkan beliau tersinggung dengan keingin tahuan saya. "bapak sih punya perasaan takut juga,,karena bapak pernah mengalami sesuatu di perjalanan de, waktu itu bapak mau pulang bersama teman-teman bapak, kami biasa berkumpul d suatu tempat untuk menghitung hasil penjualan kami yang akan kami setorkan nantinya, tapi tiba-tiba ada beberapa preman yang menodong kami, untung saja Allah masih mau menolomg bapak sama teman-teman bapak, sekarang mah hal yang seperti itu sudah jadi perjalanan hidup bapak dengan teman-teman bapak de". begitu miris saya mendengar semua ceritanya.
Kembali pada topik, kita dapat sangkutkan dengan topik kita psikologi kelompok. dari kisah kelompok tukang siomay kita dapat mengartikan bahwa walaun kelompok itu kecil,yang hanya terdiri dari beberapa orang saja dapat saling melengkapi. manusia sebagai makhluk sosial dan kita memiliki kebutuhan masing-masing, dan masing-masing dari kita membutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri. tujuan dari adanya kelompok itu sendiri yaitu untuk saling menbantu antara individu dengan kelompoknya dalam memenuhi tujuam yang akan dicapai termasuk sosialisasi dan pertemanan. kelompok dapat saling mendukung perkembangan atau perubahan seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar